Liputan6.com, Jakarta - Menyikapi dinamika masyarakat Islam global beserta isu dan permasalahan yang menyertainya, Kantor Utusan Khusus Presiden Indonesia akan menggelar forum ulama dunia di Bogor, 1-3 Mei 2018.
Forum yang digelar di tengah maraknya narasi ekstremisme-radikalisme, terorisme, politisasi agama di Tanah Air, beserta isu geo-politik global yang berkelindan, itu menghadirkan sekitar 50 cendekiawan dan ahli agama dari berbagai negara.
"Demi menjawab berbagai masalah tersebut, forum bernama High Level Consultation of World Muslim Scholars ini akan menawarkan satu solusi, Islam Wassatiyat atau Islam jalan tengah," kata Din Syamsuddin, Utusan Khusus Presiden Indonesia Bidang Dialog dan Kerja Sama Antar-agama serta Peradaban di Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (25/4/2018).
"Oleh karenanya, forum ini mengambil tajuk, 'Wasakiyat Islam untuk Peradaban Dunia, Konsepsi dan Implementasi'," kata dia lagi.
Islam jalan tengah, kata Din, tak sama dengan "Islam moderat" atau "Islam liberal" seperti yang kerap disebut oleh berbagai pihak atau media Barat.
Wassatiyat tak pula mengedepankan "Islam ekstremis, radikal atau fundamental" -- yang disebut oleh Din sebagai nilai-nilai yang bertolak belakang dengan Islam dan merusak citra agama Nabi Muhammad itu di mata dunia.
"Justru konsep Wassatiyat ini adalah konsep revitalisasi Islam yang sejati; penuh dengan harmoni, kerukunan, keadilan, toleransi, guyub, dan rukun ... Dan nilai-nilai itu bukanlah sesuatu yang asing bagi orang Indonesia," kata Din Syamsuddin.
Sekitar 50 ulama dan cendekiawan Islam dari berbagai negara akan menghadiri acara tersebut.
Mereka berasal dari Uni Emirat Arab, Kuwait, Lebanon, Suriah, Aljazair, Singapura, Filipina, India, Bangladesh, China, Australia, Prancis, Kanada, Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Palestina, Iran, dan lain sebagainya.
Salah satu figur ulama dan cendekiawan Islam yang hadir antara lain, Imam Besar Universitas Al Azhar Mesir, Ahmed Ath Thayyeb dan Wakil Presiden Iran Bidang Urusan Perempuan dan Keluarga, Masoumeh Ebtekar.