Dari Yahya Ibnu Said bahwa Aisyah istri Nabi saw, berkata, “Aku melihat dalam mimpi, ada tiga bulan jatuh di kamarku, kemudian aku bercerita ke bapakku, Abu Bakar” Ketika Rasulullah saw wafat, jasad beliau disemayamkan di kamar Aisyah, maka Abu Bakar berkata, “Ia adalah salah satu dari tiga bulan itu, dan yang terbaik”
Makam Nabi Muhammad
Dari Malik telah sampai kabar kepadanya bahwa Rasulullah saw meninggal pada hari senin dan dikebumikan pada hari selasa.
Satu persatu orang menyalati jenazah beliau tanpa seorang imam pun. Sebagian orang menyarankan agar disemayamkan di mimbar, yang lain mengusulkan ke Baqi’, lalu datanglah Abu Bakar, seraya berkata, “Tak seorang Nabi pun yang meninggal, kecuali dikebumikan di tempat ia meninggal”
Maka dibuatlah lahad. Ketika mereka hendak melepas pakaian beliau, tiba-tiba terdengar suara, ‘Jangan dilepas’ maka dimandikanlah jasad Nabi saw bersama pakaiannya”
Ibnu Abdul Barr mengatakan, “Aku tidak mengetahui periwayatan hadis yang seperti ini, kecuali kabar dari Malik itu, tetapi hadis ini shahih dipandang dari berbagai segi dan ditambah dengan hadis hadis lain yang dikumpulkan oleh Malik”
Letak Makam Nabi Muhammad saw
Makam yang berada di samping beliau adalah makam kedua sahabatnya, yaitu Abu Bakar dan Umar r.a. dari Ibnu Sa’ad dari Urwah dan Qasim Ibnu Muhammad, keduanya berkata, “Abu Bakar memberikan wasiat kepada Aisyah agar dia dikebumikan di samping Rasulullah, maka ketika ajalnya tiba, dibikinlah sebuah lahad, dan posisi kepala beliau sejajar dengan pundak Rasulullah, lahadnya itu menempel dengan tempat disemayamkan Rasulullah saw”
Sedangkan, Umar bin Khaththab r.a ketika pulang ke rahmat ilahi dengan cara ia harapkan melalui doanya yaitu mati sahid. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Umar mendapatkan dua syahadah sekaligus, yaitu sahid di kota Madinah melalui tangan jahad seorang majusi, Abu Lu’lua, dan beliau dikebumikan tahun 24 H, di kamar Rasulullah saw, atas izin dari Aisyah r.a.
Amr bin Maimun Al-Udi berkata, “Aku melihat Umar bin Khaththab r.a berkata, ‘Wahai Abdullah bin Umar, pergilah kepada Ummul Mukminin, Aisyah, katakan bahwa Umar menyampaikan salam, kemudian mintalah izin kepadanya agar aku bila meninggal nanti, bisa dikuburkan bersama kedua temanku (Rasulullah dan Abu Bakar)”
Aisyah berkata, “Dahulu aku inginkan tempat itu untukku, hari ini aku berikan untuknya” Maka ketika Ibnu Umar menemui Umar, dia ditanya, “Bagaimana hasilnya?” dia menjawab, “Dia (Asiyah) telah memberikan izin untukmu wahai Amirul Mukminin.” Umar berkata, “Tempat itulah yang paling penting bagiku” (HR. Bukhari)
Akhirnya Umar r.a dikebumikan bersama kedua sahabatnya, dan sejak saat itu Aisyah membuat tabir antara dia dengan tempat persemayaman ‘ketiga bulan’ yang ada di dalam mimpinya.
Dia berkata, “Aku masih memakai kerudung dan aku lebihkan pakaianku, dan menjaganya sampai dibangun tembok yang membatasiku dari tempat disemayamkan”
Semoga bermanfaat…